Beranda Berita Demi Vollering: Keretakan Tim dan Cedera Tersembunyi di Balik Kegagalan Tour de...

Demi Vollering: Keretakan Tim dan Cedera Tersembunyi di Balik Kegagalan Tour de France

11
0

Demi Vollering, pembalap sepeda profesional yang baru saja meninggalkan tim SD Worx-Protime, telah membuka suaranya tentang ketegangan di dalam tim pada musim lalu.

Dalam wawancara eksklusif dengan NRC.nl, Vollering mengungkapkan bahwa hubungannya dengan rekan setimnya, juara dunia Lotte Kopecky, berubah drastis. Persaingan sengit di antara keduanya, ditambah dengan keputusan tim yang dianggap sepihak, menciptakan suasana yang tidak harmonis.

Vollering mengungkapkan bahwa Kopecky tampak menjauhinya, memilih fokus pada dirinya sendiri. "Saya mengerti dia memiliki banyak ekspektasi di Belgia, tapi dia sangat terpaku pada tahun depan saat saya sudah tidak ada di sini," keluhnya.

Perpecahan dalam tim semakin kentara setelah Vollering mengalami kecelakaan mengerikan di Tour de France Femmes. Ia mengalami patah tulang ekor, namun tim awalnya hanya menyebutnya sebagai memar ringan.

"Awalnya saya pikir pinggul saya patah. Celana saya juga basah, jadi saya kira saya berdarah," kenang Vollering.

Setelah insiden tersebut, Vollering terpaksa mengejar Niewiadoma yang memimpin perlombaan dengan susah payah. Meski berhasil naik ke Alpe d’Huez, ia akhirnya kalah hanya empat detik dari Niewiadoma.

Selain ketegangan dengan Kopecky, Vollering juga merasa kecewa dengan sikap tim yang seolah tidak menghargai prestasinya. Ia merasa tim tidak berusaha mengembangkan potensinya lebih jauh.

Puncak kekecewaan Vollering terjadi ketika tim mengumumkan kembalinya Anna van der Breggen, mantan pelatih Vollering, tanpa sepengetahuannya. "Saya melihatnya di media sosial. Tim manajemen ternyata mengirim email dua jam sebelumnya, tapi saya melewatkannya," katanya.

Ketidakjelasan komunikasi dan kurangnya keterbukaan membuat Vollering semakin frustrasi. Ia akhirnya memutuskan bergabung dengan FDJ-Suez pada tahun 2025.

Meskipun telah melewati masa sulit di SD Worx-Protime, Vollering tetap bersemangat menghadapi musim baru. Ia berharap dapat mengubur luka lama dan meraih kembali performa terbaiknya bersama tim barunya.

Pengalaman Vollering menjadi pengingat penting tentang aspek psikologis dalam olahraga tim. Komunikasi yang buruk, perpecahan, dan kurangnya dukungan dapat berdampak signifikan pada kinerja atlet, bahkan yang paling berbakat sekalipun.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini