Beranda Berita Dominasi Absolut Pogačar di Giro d’Italia 2024: Nostalgia dan Ambisi yang Tak...

Dominasi Absolut Pogačar di Giro d’Italia 2024: Nostalgia dan Ambisi yang Tak Terbendung

102
0

Livigno, Italia – Tadej Pogačar tengah mengukir dominasi yang luar biasa di Giro d’Italia 2024. Kemenangannya yang keempat pada etape ratu di Mottolino di atas Livigno tak sekadar mengukuhkan memimpin klasemen umum, tetapi juga dipicu oleh emosi dan kenangan pribadi yang mendalam.

"Saya sangat senang bisa kembali ke sini dan memenangkan etape ratu di Livigno," ujar Pogačar, sorot matanya bersinar lebih terang dari kelelahan yang menghimpitnya. "Livigno adalah tempat yang spesial bagi saya."

Pogačar berbagi kisah pribadinya tentang bagaimana ia pertama kali berkunjung ke Livigno sebagai seorang junior. "Kami tinggal di satu rumah bersama untuk menghemat biaya. Kami datang ke Livigno untuk membeli bahan bakar dan makanan karena lebih murah. Itulah pertama kalinya saya ke Livigno."

"Dan saya memiliki salah satu kenangan terbaik dalam hidup saya di Livigno. Saat itulah saya mulai berkencan dengan tunangan saya, Urška. Itu kencan pertama kami, momen yang indah dalam hidup saya," lanjut Pogačar.

Emosi tersebut terpancar jelas saat Pogačar melintasi garis finis, menunjuk ke langit dan mengangkat tangannya untuk merayakan. Kemenangannya kali ini bukan sekadar ekstensi dari keunggulan enam menit atas rival-rivalnya, melainkan pemenuhan hasrat dan kebahagiaan pribadinya.

Dominasi Pogačar di Giro d’Italia tahun ini memecahkan rekor kesenjangan waktu setelah 15 etape sejak 1954. Skalanya setara dengan pencapaian Eddy Merckx pada tahun 1973, yang kemudian memenangi Giro dengan selisih 7:42 dari Felice Gimnodi.

"Jangan katakan itu," pinta Pogačar ketika ditanya apakah ia telah memastikan kemenangan. "Jangan mengganggu. Masih ada enam etape lagi."

Meski berusaha bersikap rendah hati, Pogačar tak menutupi kegembiraannya atas keunggulan yang dimilikinya. "Saya sangat senang dengan selisih waktu yang besar ini. Tetapi mari kita tidak berpikir terlalu jauh ke depan. Mari kita jalani hari demi hari dan lihat situasinya. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi, jadi ketuk kayu," tandasnya.

Pogačar masih memiliki ambisi besar yang belum terpenuhi. Ia bertekad mempertahankan keunggulannya hingga finis di Roma dan membukukan sejarah baru dalam Giro d’Italia. Nostalgia dan ambisinya yang menyatu menjadi kekuatan pendorong yang tak terbendung dalam dominasinya di medan balap sepeda Italia ini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini