Beranda Berita Kemenangan Emosional Matthews untuk Kenang Nenek Tercinta

Kemenangan Emosional Matthews untuk Kenang Nenek Tercinta

35
0

Michael Matthews (Jayco-AlUla) mengukir kemenangan ketiganya di Grand Prix Cycliste de Québec dengan penuh emosional. Pembalap Australia ini mendedikasikan kemenangannya untuk sang nenek yang meninggal minggu lalu.

"Ini untuk Nenek saya yang meninggal Rabu lalu. Saya menyaksikan pemakamannya secara online di sini, di Quebec, dua hari lalu. Mengubah itu menjadi kemenangan hari ini sangat emosional," kata Matthews dalam konferensi pers kemenangannya.

Kemenangan ini juga menjadi kemenangan kedua bagi Matthews musim ini, mengobati serangkaian kegagalan dan performa buruk pasca-musim semi. Ia mengalahkan pesaing teratas seperti pemenang tiga etape Tour de France Biniam Girmay (Intermarché-Wanty) dan Tadej Pogačar (UAE team Emirates).

Matthews mengungkapkan kekecewaannya atas performa musim 2024 yang kurang memuaskan. Setelah tersingkir di Flanders dan gagal meraih hasil maksimal di Olimpiade Paris 2024, ia bertekad untuk bangkit.

"Saya hanya memaksakan diri setelah Olimpiade, saya tahu ada beberapa peluang bagus di Québec dan Montreal. Ini menunjukkan bahwa kerja keras dan dedikasi yang saya curahkan sejak Olimpiade hingga sekarang telah terbayar," ujar Matthews.

Ia juga mengaku mengubah pendekatan latihannya setelah Olimpiade. Matthews berlatih lebih keras dan menikmati berkendara sepeda serta bersepeda gunung. Perubahan ini membantunya mempertahankan sprint yang kuat dan tepat waktu hingga garis finis di Québec.

"Saya sudah menang di sini dua kali sebelumnya, jadi saya tahu cara melakukannya. Tapi tahun ini dengan susunan pemain yang kami miliki dan balapan yang berlangsung hari ini, saya cukup terkejut bisa melakukan sprint yang saya lakukan di final," kata Matthews.

Keyakinan Matthews tumbuh setelah berhasil menyalip Pogačar, De Lie, dan rekan setimnya. Ia yakin tidak akan kehilangan posisi terdepan.

"Saya tidak tahu mengapa, tapi dalam usaha sprint ini, selalu terjadi secara perlahan. Saya suka sprint satu lawan satu menanjak ini. Saya bukan yang tercepat dalam sprint bersama yang khas, tetapi di garis finis seperti ini, saya dapat melawan yang terbaik," ujar Matthews.

"Saya tahu begitu saya meluncurkan sprint saya, tidak peduli siapa yang datang di sebelah saya, mereka tidak akan melewati saya. Saya percaya diri dan saya pikir saya tersenyum selama 300 meter terakhir. Itu waktu yang panjang, tapi saya tahu akan sulit bagi seseorang untuk menyusul saya."

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini