Beranda Berita Kisah Mark Cavendish, Sang Pesepeda Sukses yang Pantang Menyerah

Kisah Mark Cavendish, Sang Pesepeda Sukses yang Pantang Menyerah

13
0

Mark Cavendish, pesepeda profesional asal Inggris, telah membuktikan bahwa pantang menyerah adalah penggerak kesuksesannya. Meskipun pernah diragukan karena data performa yang kurang meyakinkan, Cavendish menggunakan kecerdasan dan tekadnya untuk mengukir prestasi gemilang, termasuk 35 kemenangan etape di Tour de France.

Dalam wawancara dengan BBC Radio 5 Live, Cavendish mengungkapkan, "Saya tidak akan menjadi seorang pesepeda profesional jika hanya melihat faktor ilmiah. Ada celah bagi mereka yang berpikir taktis." Selain berlatih fisik secara intens, ia juga melatih pikirannya untuk membaca situasi, menganalisis hasil, dan memahami taktik tim lain.

Perjalanan karir Cavendish juga diwarnai dengan pasang surut. Setelah mengalami virus Epstein Barr dan depresi, karirnya sempat terpuruk pada tahun 2020. Namun, Patrick Lefevere memberinya kesempatan, dan Cavendish berhasil memenangkan empat etape di Tour de France 2021. Astana Qazaqstan kemudian memberikannya kesempatan kedua pada 2023, meski ia mengalami kecelakaan dan harus absen dari Tour de France. Pada 2024, ia akhirnya berhasil memecahkan rekor dengan 35 kemenangan etape Tour de France.

"Bersepeda telah mengajarkan saya pelajaran hidup yang berharga," ujar Cavendish dalam wawancara dengan La Gazzetta dello Sport. "Saya beruntung telah memenangkan banyak balapan sepeda, tapi saya juga kalah lebih banyak. Dan sebagian besar pesepeda justru lebih sedikit menang."

"Dalam bersepeda, peluang menang sangat kecil. Hal ini membentuk mentalitas tertentu, yakni banyak kesulitan daripada momen-momen menyenangkan. Namun, ketika momen-momen menyenangkan itu datang, semua kerja keras itu terasa sepadan."

Ambisi Cavendish untuk menjadi pesepeda profesional dan memenangkan etape di Tour de France menjadi motivasi utama yang membuatnya pantang menyerah. Ia berhasil meraih ambisinya tersebut melalui kerja keras dan tekad yang kuat.

Kendati telah pensiun, Cavendish tetap ingin berkontribusi di dunia bersepeda. Ia berencana menjadi duta balap atau bekerja dengan tim Astana Qazaqstan di masa mendatang.

Bagi Cavendish, bersepeda bukan hanya sekadar hobi atau profesi. Bersepeda telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidupnya, dan ia berharap dapat terus menginspirasi orang lain untuk mencintai olahraga ini.

"Saya ingin semua orang yang mengendarai sepeda menikmati hal yang sama seperti yang saya alami," harapnya. "Mereka mungkin tidak harus balapan, tapi cukup bersepeda sebagai sarana transportasi. Mesin dengan dua roda, rangka, dan pedal ini telah menjadi hidup saya dan membawakan saya kehidupan yang luar biasa. Saya mencintainya, sangat mencintainya. Jika semua orang bisa mendapatkan kebahagiaan yang sama dari bersepeda seperti saya, saya akan sangat senang."

"Dan saya harap saya dapat menunjukkan bahwa tidak boleh menyerah. Jangan menyerah. Sesederhana itu. Mungkin sulit, tapi jangan menyerah."

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini