Bagi penggowes sepeda, istirahat memainkan peran penting dalam menjaga performa dan mencegah kelelahan. Namun, kapan dan seberapa seringkah kita harus beristirahat? Artikel ini akan membahas topik tersebut berdasarkan wawasan dan perspektif baru dari ahli di bidang bersepeda.
Proses Pemulihan dan Adaptasi
Saat bersepeda, tubuh kita mengalami penguraian otot dan cadangan glikogen. Istirahat menjadi sangat penting untuk memungkinkan tubuh memperbaiki otot yang lelah dan mengisi kembali cadangan glikogen, sehingga kita dapat mengayuh kembali dengan performa yang prima.
Frekuensi Istirahat
Menurut Matt Bottrill, mantan juara balap sepeda nasional, frekuensi istirahat yang disarankan untuk sebagian besar penggowes, terutama selama masa persiapan, adalah dua hari per minggu. Namun, bagi pembalap yang berorientasi pada performa, satu hari istirahat mungkin sudah cukup.
Penting untuk dicatat bahwa kebutuhan istirahat setiap individu bervariasi. Kuncinya adalah mengenali kebutuhan tubuh sendiri dan beristirahat cukup untuk memulihkan diri dengan baik. Dengan demikian, kita dapat memaksimalkan kualitas sesi latihan, seperti interval atau mendaki bukit.
Istirahat Aktif
Mengambil hari istirahat bukan berarti kita harus benar-benar berhenti berolahraga. Bottrill menyarankan untuk tetap melakukan aktivitas seperti latihan mobilitas dan, bagi yang berusia lebih tua, latihan kekuatan.
Latihan mobilitas membantu meningkatkan fleksibilitas dan rentang gerak, sementara latihan kekuatan dapat memperkuat otot-otot yang digunakan dalam bersepeda. Ini dapat meningkatkan performa secara keseluruhan, terutama bagi penggowes yang lebih tua.
Istirahat Tak Terjadwal
Selain istirahat yang direncanakan, ada kalanya kita perlu mengambil istirahat tak terjadwal karena merasa lelah atau tidak enak badan. Bottrill menjelaskan bahwa tanda-tanda kelelahan yang perlu diperhatikan antara lain bangun tidur merasa lemas, mengantuk, dan membutuhkan kafein ekstra.
Jika kita mengalami tanda-tanda tersebut, lebih baik beristirahat di rumah daripada memaksakan diri. Bottrill juga memperingatkan agar tidak terburu-buru kembali berlatih setelah istirahat. Jika masih merasa lelah keesokan harinya, sebaiknya istirahat lebih lama untuk mencegah sakit.
Membangun Kembali Performa
Setelah beristirahat, kembali berlatih secara bertahap sangat penting. Bottrill menyarankan untuk menjalani "hari pengecekan" tanpa latihan berat untuk memastikan detak jantung telah kembali normal. Kemudian, kita dapat secara perlahan membangun kembali performa hingga mencapai kondisi sebelum sakit.
Konsistensi adalah Kunci
Beristirahat sangat penting, tetapi yang terpenting adalah konsistensi dalam berlatih. Bottrill menekankan bahwa satu hari istirahat tidak akan mempengaruhi performa secara signifikan. Kuncinya adalah menjaga pola latihan secara teratur dari waktu ke waktu.