Beranda Berita Tadej Pogacar, Pebalap Termahal di Dunia Sepeda Balap

Tadej Pogacar, Pebalap Termahal di Dunia Sepeda Balap

21
0

Tadej Pogacar, pebalap asal Slovenia, resmi menyandang status sebagai pebalap dengan bayaran tertinggi di dunia sepeda balap. Pebalap berusia 24 tahun ini menandatangani kontrak baru berdurasi enam tahun dengan UAE Team Emirates, dengan gaji €50 juta atau sekitar Rp815 miliar.

Kontrak tersebut juga memuat klausul pembelian €200 juta atau Rp3,2 triliun, yang menyulitkan tim saingan untuk merekrut Pogacar. Gaji Pogacar di bawah kontrak baru tersebut melonjak dari sekitar €6 juta per tahun menjadi €8 juta per tahun, ditambah bonus untuk kemenangan besar.

"Tim ini telah menjadi rumah saya selama lima tahun terakhir dan saya benar-benar tidak dapat membayangkan diri saya di tempat lain," ujar Pogacar saat mengumumkan kontrak baru tersebut. "Saya sangat bersemangat untuk masa depan. Tim ini memberi saya kesempatan terbaik untuk berjuang meraih kemenangan dan itulah yang ingin saya lakukan."

Kontrak baru Pogacar ini akan berakhir pada 2030, saat ia berusia 32 tahun. Kontrak tersebut kemungkinan akan menjadi kontrak terakhir dalam kariernya. Klausul pembelian €200 juta, yang dua kali lipat dari klausul pembelian sebelumnya, membuat mustahil bagi tim saingan untuk merekrut Pogacar.

Meski mendominasi balap sepeda dengan memenangi Giro d’Italia, Tour de France, dan gelar juara dunia pada 2024, Pogacar berulang kali menegaskan bahwa ia tidak tertarik untuk meninggalkan UAE Team Emirates.

"Tadej tidak ada di pasar," kata manajer tim UAE Team Emirates, Mauro Gianetti. "Dia tidak ingin pergi, dia bagian dari negara ini. Apa yang dia lakukan untuk Abu Dhabi lebih berharga daripada balapan yang dia menangkan. Pogacar bangga akan hal itu, dia menciptakan antusiasme, sebuah negara telah menemukan sepeda, dan dia memiliki hubungan yang baik dengan keluarga kerajaan."

Dengan kontrak baru ini, Pogacar dan UAE Team Emirates telah mengisyaratkan bahwa Tour de France akan menjadi fokus utama mereka pada 2025. Namun, Gianetti menegaskan bahwa jadwal balap Pogacar akan seimbang dengan kemungkinan untuk memenangi dua Grand Tour sekaligus.

"Dia tidak akan memulai musimnya lebih awal, dia juga butuh waktu untuk istirahat dan pemulihan," kata Gianetti. "Dia bisa saja memenangi dua Grand Tour lagi dengan Giro atau Vuelta bersama dengan Tour. Dia tidak akan mengikuti Paris-Roubaix karena kita tidak bisa selalu mengharapkannya menjadi fenomenal."

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini