Wout van Aert resmi kembali berlaga untuk tim Visma-Lease a Bike pada Kamis (23/5) di Tour of Norway. Delapan minggu berselang sejak insiden tabrakannya di Dwars door Vlaanderen yang membuatnya patah tulang selangka, tulang dada, dan tujuh tulang rusuk.
Pebalap Belgia itu bersemangat menguji pemulihan fisik dan mentalnya di ajang balap empat tahap UCI ProSeries yang berlangsung 23-26 Mei mendatang. Ia harus melewatkan beberapa Balapan Klasik Musim Semi favoritnya serta debut Giro d’Italia.
"Saya merasa sehat, semangatnya bagus. Saya senang berada di sini dan kembali mengenakan nomor balap besok," kata Van Aert dalam konferensi pers, Rabu (22/5).
"Ini rehabilitasi yang panjang. Butuh waktu cukup lama sampai saya bisa berlatih dengan benar lagi. Tapi untungnya, beberapa minggu terakhir, saya bisa melakukannya tanpa rasa sakit yang berarti. Jadi, saya dan tim memutuskan untuk mencoba dan balapan secepat mungkin, untuk mendapatkan kembali perasaan yang bagus saat berlomba dan berada di dalam grup.
"Ini akan menjadi balapan yang berat untuk kondisi saya saat ini, tetapi semoga ini bagus secara mental untuk berada di sini," lanjutnya.
Meski belum dalam performa terbaiknya, Van Aert masih memiliki ambisi di Tour of Norway. "Saya tentu ingin memenangkan empat etape di sini dan mengambil semuanya sejak saat itu. Tapi sayangnya itu tidak realistis," katanya.
"Mudah-mudahan saya bisa kembali ke rumah dengan percaya diri dan kemudian bersaing lagi di balapan terbesar – di mana saya pikir saya berada – untuk meraih kemenangan di musim panas."
Bersama Van Aert di garis start adalah pemain muda Norwegia, Per Strand Hagenes, yang pindah ke WorldTour musim ini setelah dua tahun mengikuti program Pengembangan Jumbo-Visma. Van Aert memuji Hagenes yang telah menggambarkan keindahan Norwegia dengan akurat, dan menyebutnya sebagai talenta luar biasa yang dapat membantu timnya minggu ini.
"Senang menemukan orang Norwegia yang mencintai Balapan Klasik Berbatu. Itu pasti hal yang menghubungkan kami," katanya tentang rekan setim mudanya, yang membantunya menang di Kuurne-Brussel-Kuurne pada bulan Februari.
"[Dia] talenta muda yang luar biasa, pria yang sangat kuat. Masa depannya terlihat sangat menjanjikan, saya yakin. Bagus memilikinya di sini sebagai pemandu bagi kami."
Start di Tour of Norway hanyalah satu langkah mundur bagi Van Aert, yang telah menjalani rehabilitasi yang sulit.
"Prosesnya naik turun, karena saya sesekali mengalami dampak. Sulit untuk menerima. Saya lelah harus menonton balapan di TV."
Kehilangan Paris-Roubaix, tujuan utamanya di awal musim, sangatlah sulit, katanya.
"Saya menduga saya tidak akan menikmatinya, meskipun dari sudut pandang saya tidak terlihat seburuk itu – sampai Paris-Roubaix. Itu hari yang sangat sulit. Saat itulah saya menyadari bahwa saya masih sangat jauh dari balapan."
Secara bertahap, Van Aert mulai bisa berjalan-jalan, lalu bersepeda dengan sepeda gunungnya, tetapi ia baru bisa mulai berlatih untuk kebugaran balapan awal bulan ini.
"Baru dua minggu lalu, ketika saya pergi ke kamp pelatihan di Spanyol. Sebelumnya saya bisa bersepeda setiap hari, tapi dari Spanyol saya juga bisa berlatih."
"Begitu Anda tidak mengendarai sepeda selama dua minggu, kondisinya memburuk dengan sangat cepat. Saya berharap dapat membatasi periode itu, tetapi ternyata sulit. Lebih seperti liburan musim dingin," katanya.
Setelah perjalanan panjangnya untuk kembali balapan, Van Aert fokus meningkatkan kecepatannya untuk Olimpiade, di mana ia dan Remco Evenepoel diperkirakan akan memulai sebagai favorit di individual time trial dan road race.
Tour de France, katanya, "hanya pilihan dalam kasus terbaik. Olimpiade lebih realistis. Time trial dalam dua bulan. Saya paling sedikit ragu tentang itu. Tapi saya hanya akan pergi ke Paris jika saya bisa tampil di level teratas."
