Emma Finucane, sang Ratu Sprint Eropa, bersiap untuk unjuk gigi di Olimpiade Paris. Pembalap berusia 21 tahun ini dinobatkan sebagai Pembalap Wanita Terbaik 2023 oleh Cycling Weekly setelah mengukir prestasi gemilang, termasuk merengkuh empat gelar nasional, dua perak di Kejuaraan Eropa, dan gelar juara dunia pertama.
Awal perjalanan Finucane dimulai dengan sepeda pink berumbai di sisinya, mengayuh di atas rumput dan jalan. Kenangan akan balapan pertamanya terpatri dalam ingatannya, menyaksikan Icebreaker, seri balap trek untuk anak muda. Olimpiade London 2012 juga meninggalkan kesan mendalam, menyaksikan tim Inggris mendominasi panggung.
Nicole Cooke, pembalap jalanan asal Wales, menjadi pahlawan masa kecilnya. Kini, Tadej Pogačar yang diidolakan Finucane. Balap jalanan, BMX, cyclo-cross, dan mountain bike masih memikat hatinya. Berkunjung ke Tour de France masuk dalam daftar keinginannya, dan bertemu Pogačar menjadi mimpinya.
"Saya suka melaju kencang," ungkap Finucane. "Di trek, kita bisa menunjukkan kepribadian dan gaya. Itu bermuara pada margin kemenangan yang tipis, balapan yang sengit, dan kecepatan yang tinggi. Itu sangat menggairahkan, dan penonton sama antusiasnya dengan kami."
Jakarta menjadi destinasi paling berkesan dalam kariernya. "Saya menemukan kedai kopi kecil yang keren dan memesan flat white dengan gambar unicorn di atasnya," kenangnya. "Kami diantar ke velodrome dengan sepeda, dan itu sangat ramai. Saya belum pernah ke bagian dunia itu sebelumnya."
Jika bukan sebagai pembalap, Finucane bermimpi menjadi pembalap Formula 1. "Saya ingin mengemudi, tetapi entah itu realistis atau tidak," ujarnya. "Saya ingin mencoba itu jika bukan sebagai pembalap sepeda."
Momen paling membanggakan dalam kariernya adalah Kejuaraan Eropa 2024, di mana ia meraih emas di sprint, perak di keirin, dan perak di sprint beregu. "Saya merasa bangga bisa menahan ekspektasi dan tekanan sebagai pemegang jersey pelangi dan memberikan hasil," katanya.
