Beranda Berita Skema ‘Cycle to Work’ Rayakan 25 Tahun, Ketimpangan Masih Jadi PR

Skema ‘Cycle to Work’ Rayakan 25 Tahun, Ketimpangan Masih Jadi PR

40
0

London – Skema ‘Cycle to Work’ di Inggris baru saja merayakan ulang tahun ke-25. Program ini menawarkan manfaat penghematan hingga 42% bagi karyawan yang membeli sepeda baru melalui pengurangan gaji sebelum pajak.

Sejak 1999, skema tersebut telah membantu lebih dari dua juta orang di Inggris, dengan 70% di antaranya adalah wajib pajak penghasilan dasar. Skemanya pun memiliki tingkat keberhasilan yang mengesankan, mengubah 80% pengguna pertama menjadi pengendara sepeda reguler.

Namun, di balik kesuksesannya, ‘Cycle to Work’ masih menuai kritik karena ketimpangannya. Pasalnya, skema ini hanya berlaku bagi karyawan yang perusahaannya menawarkan program tersebut. Akibatnya, pekerja wiraswasta, penerima upah minimum, atau pekerja dengan upah rendah terpaksa menelan pil pahit.

Salah satu yang merasa dirugikan adalah Tom Edwards, pemilik usaha TG Edwards Woodworks. Edwards kesulitan mengakses skema tersebut karena statusnya sebagai pekerja wiraswasta. Padahal, ia ingin bersepeda ke tempat kerja untuk menghemat biaya dan mengurangi jejak karbon.

"Rasanya seperti hukuman tambahan bagi mereka yang mendirikan usaha sendiri. Tidak ada dukungan jika kami ingin melakukan hal yang benar dan bepergian dengan cara yang lebih sehat dan ramah lingkungan dengan bersepeda," keluh Edwards.

Ketimpangan skema ini juga diakui oleh Chris Last, Ketua Cycle to Work Alliance. Ia mengkhawatirkan pekerja dengan penghasilan terendah yang menghadapi tantangan keuangan terbesar.

"Segala upaya untuk mendukung mereka akan sangat membantu. Itu salah satu hal yang ingin kami reformasi," ujar Last.

Selain pekerja wiraswasta dan berpenghasilan rendah, skema ‘Cycle to Work’ juga mengecualikan pengangguran, pelajar, dan orang-orang dengan pelatihan kerja. Kondisi ini tentu menyulitkan mereka yang membutuhkan sepeda untuk mobilitas dan pencarian kerja.

Cherry Allan dari Surrey, yang baru saja pensiun, adalah salah satunya. Tanpa mobil dan skema pendukung, ia kesulitan mencari pekerjaan karena akses transportasi yang terbatas.

"Saya berusaha melakukan hal yang benar dengan menggunakan transportasi ramah lingkungan, menjaga kebugaran, dan tetap aktif secara ekonomi, tapi pemerintah tidak membantu dan tidak menghargai upaya saya," keluh Allan.

Cycling UK, organisasi nirlaba untuk bersepeda di Inggris, mendesak pemerintah untuk membuat skema paralel yang menargetkan kelompok yang saat ini dikecualikan. Mereka juga menyarankan program ‘coba sebelum membeli’ untuk memastikan orang-orang dengan penghasilan terbatas tidak mengeluarkan biaya besar tanpa jaminan mereka akan menggunakan sepeda tersebut.

Anggota Parlemen Konservatif Selaine Saxby bahkan mengusulkan perubahan skema menjadi ‘Cycling For Health’ yang dapat mengakomodasi kebutuhan yang lebih luas, seperti penggunaan sepeda untuk tugas sehari-hari dan rekreasi.

Perubahan dan perluasan skema ‘Cycle to Work’ sangat dibutuhkan untuk mendorong lebih banyak orang bersepeda. Namun, yang lebih penting adalah mengatasi tantangan lain seperti infrastruktur yang memadai, perilaku pengendara yang aman, dan keamanan sepeda, sehingga para penunggang dapat menikmati manfaat bersepeda secara berkelanjutan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini