Kehidupan di lintasan balap sepeda bukan perkara mudah. Pembalap harus berdiri dalam waktu lama setiap hari, serta banyak bergegas. Oleh karena itu, kepraktisan sangat diutamakan, termasuk dalam pilihan busana.
Sepatu yang nyaman menjadi kunci. Pembalap biasanya membawa setidaknya satu atau dua pasang sepatu saat bepergian. Namun, tidak semua orang setuju dengan gaya sandal dan kaus kaki yang belakangan diperlihatkan oleh anggota tim Decathlon AG2R La Mondiale di Giro d’Italia.
"Saya mengerti kaki bisa berkeringat dan butuh udara, tetapi bukankah lebih baik melepas kaus kaki saja jika sudah hangat?" ujar seorang pengamat.
Tim Decathlon mencoba mencari opini publik di Twitter mengenai gaya ini. Sementara itu, cuaca buruk sempat membuat Giro d’Italia ricuh awal pekan ini.
Pembalap tampak mengenakan pakaian hangat saat terpaksa menunggu di tengah hujan karena penyelenggara membutuhkan waktu lama untuk mengalihkan rute etape ke-16. Ada dugaan bahwa gaya sandal dan kaus kaki tersebut dikenakan oleh staf Decathlon, bukan pembalap.
Selain masalah gaya, Giro d’Italia juga diwarnai pizza bertema pembalap, meditasi damai, dan lasagna. Berikut adalah sorotan konten media sosial roda dua terbaik dari minggu lalu:
- Pizza hasil karya Massimo
- Pemandangan terbaik saat balapan
- Penolakan keras dari sang pengamat
- Bukan ikan mas yang diangkat
- Sopir yang mungkin terganggu pandangannya
- "Kami balapan di udara. Kami berlari di langit yang diterangi cahaya bulan"
- Persiapan mental untuk kemenangan
- Sang pembalap mungkin lebih tinggi dari itu
- Salut untuk Attila yang berjuang keras
- Gerakan layaknya Jackson, bukan Jagger
- Gourmet s**t yang mungkin tidak enak dalam sandwich
- Pippo mendapat sahabat baru
